Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
Di usianya yang baru 14 tahun, gadis manis ini sudah punya tinggi 2,06 meter. Padahal anak-anak seusianya baru punya tinggi 1,51 meter. Penyakit gigantisme membuat gadis ABG ini menjulang seperti tiang listrik.
Gadis asal Brazil bernama Elisany Silvia menderita gigantisme. Penyakit langka ini menyebabkan tinggi badannya menjadi sangat ekstrem di usia remaja akibat ketidakseimbangan hormon pertumbuhan.
Dengan ukuran tubuhnya yang begitu tinggi, ia sering mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman sebayanya. Bahkan dikabarkan, bus sekolah tidak bersedia mengangkutnya karena terlalu tinggi.
Pertumbuhan tinggi Elisany mencapai 15 cm per tahun atau tiga kali lipat dari anak normal.
Dalam liputan yang disiarkan televisi SBT Brazil, terlihat kondisi rumah Elisany yang sederhana membuatnya tak bisa bergerak leluasa.
Ketika masuk rumah dia harus menunduk karena kalau lupa menunduk kepalanya akan terbentur. Dokter mengatakan Elisany menderita gigantisme yang membuat pertumbuhan badannya sangat cepat.
Gigantisme ini terkait dengan kinerja salah satu bagian otak yang memproduksi terlalu banyak kelenjar di hormon pertumbuhan (kelenjar hipofisis). Hipofisis ini memproduksi kelenjar pituitary yakni kelenjar di dasar otak yang mengeluarkan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi tubuh lainnya.
Dokter mengatakan gejala dari Gigantisme membuat penderitanya sering sakit kepala, mengalami masalah penglihatan dan ada risiko kematian produksi dari beberapa kelenjar yang terkait dengan tiroid, adrenalin dan ovarium.
"Hal ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian," kata dokter yang diwawancarai SBT seperti dilansir huffingtonpost, Selasa (31/8/2010).
Meski sulit untuk menjalani hidup normal, Elisany bertekad suatu saat dirinya bisa menekuni bidang modelling yang menurutnya bidang ini membutuhkan orang-orang yang tinggi dan ramping seperti dirinya. "Saya ingin menjadi model," ujar Elisany yang wajah imut anak-anaknya tetap tidak hilang.
Huffingtonpost melaporkan Elisany yang tinggal di provinsi Para ini akan tampil dalam sebuah peragaan busana pengantin di Belem, Brazil.
Sedangkan sang ibu justru prihatin melihat pertumbuhan Elisany yang tidak wajar. "Saya ingin Elisany berhenti tumbuh, agar seperti remaja yang lain. Saya tahu sebenarnya ia selalu merasa aneh dan kadang-kadang ingin menjadi normal seperti yang lain," ungkap ibu Elisany.
Namun Elisany bukan satu-satunya remaja yang mengalami pertumbuhan tinggi badan secara ekstrem. Seorang gadis asal New Jersey, Amerika Serikat, Marvadene Anderson (16 tahun) juga memiliki tinggi badan 210,84 cm dan tercatat sebagai remaja tertinggi di dunia untuk saat ini.
Sumber
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
Di usianya yang baru 14 tahun, gadis manis ini sudah punya tinggi 2,06 meter. Padahal anak-anak seusianya baru punya tinggi 1,51 meter. Penyakit gigantisme membuat gadis ABG ini menjulang seperti tiang listrik.
Gadis asal Brazil bernama Elisany Silvia menderita gigantisme. Penyakit langka ini menyebabkan tinggi badannya menjadi sangat ekstrem di usia remaja akibat ketidakseimbangan hormon pertumbuhan.
Dengan ukuran tubuhnya yang begitu tinggi, ia sering mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman sebayanya. Bahkan dikabarkan, bus sekolah tidak bersedia mengangkutnya karena terlalu tinggi.
Pertumbuhan tinggi Elisany mencapai 15 cm per tahun atau tiga kali lipat dari anak normal.
Dalam liputan yang disiarkan televisi SBT Brazil, terlihat kondisi rumah Elisany yang sederhana membuatnya tak bisa bergerak leluasa.
Ketika masuk rumah dia harus menunduk karena kalau lupa menunduk kepalanya akan terbentur. Dokter mengatakan Elisany menderita gigantisme yang membuat pertumbuhan badannya sangat cepat.
Gigantisme ini terkait dengan kinerja salah satu bagian otak yang memproduksi terlalu banyak kelenjar di hormon pertumbuhan (kelenjar hipofisis). Hipofisis ini memproduksi kelenjar pituitary yakni kelenjar di dasar otak yang mengeluarkan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi tubuh lainnya.
Dokter mengatakan gejala dari Gigantisme membuat penderitanya sering sakit kepala, mengalami masalah penglihatan dan ada risiko kematian produksi dari beberapa kelenjar yang terkait dengan tiroid, adrenalin dan ovarium.
"Hal ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian," kata dokter yang diwawancarai SBT seperti dilansir huffingtonpost, Selasa (31/8/2010).
Meski sulit untuk menjalani hidup normal, Elisany bertekad suatu saat dirinya bisa menekuni bidang modelling yang menurutnya bidang ini membutuhkan orang-orang yang tinggi dan ramping seperti dirinya. "Saya ingin menjadi model," ujar Elisany yang wajah imut anak-anaknya tetap tidak hilang.
Huffingtonpost melaporkan Elisany yang tinggal di provinsi Para ini akan tampil dalam sebuah peragaan busana pengantin di Belem, Brazil.
Sedangkan sang ibu justru prihatin melihat pertumbuhan Elisany yang tidak wajar. "Saya ingin Elisany berhenti tumbuh, agar seperti remaja yang lain. Saya tahu sebenarnya ia selalu merasa aneh dan kadang-kadang ingin menjadi normal seperti yang lain," ungkap ibu Elisany.
Namun Elisany bukan satu-satunya remaja yang mengalami pertumbuhan tinggi badan secara ekstrem. Seorang gadis asal New Jersey, Amerika Serikat, Marvadene Anderson (16 tahun) juga memiliki tinggi badan 210,84 cm dan tercatat sebagai remaja tertinggi di dunia untuk saat ini.
Sumber
No comments:
Post a Comment