Wednesday, August 25, 2010

Dua Lemaga Survei Unggulkan Mulyadi-Kholik

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : www.mediaindonesia.com

Date : Tuesday, June 01, 2010

Url : http://www.mediaindonesia.com/...

Tone : Neutral



Dua lembaga survei independen, Mass Surveyor Electoral (Maestro) dan Surabaya Consulting Group (SCG), memenangkan pasangan Mulyadi WR-M. Kholik dalam Pilkada Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang digelar, Rabu (2/6).

Survei yang dilakukan kedua lembaga independen selama dua pekan, terhitung mulai pertengahan Mei, memenangkan pasangan Mulyadi-Kholik dengan raihan suara berkisar antara 40% hingga 44%.

"Dengan hasil ini, besar kemungkinan pasangan Mulyadi-Kholik akan menang hanya dalam satu kali putaran," kata Direktur Maestro Fadil Putra, di Trenggalek, Senin (31/5).

Alumnus Texas University, Amerika Serikat, yang kini aktif mengajar di salah satu universitas di Malang itu menambahkan, hasil survei lembaganya mendapati angka elektabilitas pasangan Mulyadi-Kholik hingga 44%.

Besarnya dukungan pasangan nomor urut 3 yang diusung PDIP, PKB, dan PPP itu sangat jauh bila dibanding hasil survei terhadap dua pasangan calon lain. Pasangan nomor urut 1 Soeharto-Samsuri diprediksi memperoleh dukungan sekitar 29%, sedangkan pasangan nomor 2 Mahsun Ismail-Joko Irianto, sekitar 27%.

Hasil survei serupa juga disampaikan SCG. Berdasar penelitian yang mereka lakukan sejak pekan ketiga bulan Mei atas elektabilitas ketiga pasangan calon yang maju Pilkada Kabupaten Trenggalek, didapati besaran dukungan terhadap Mulyadi-Kholik mencapai 40 persen.

Peringkat kedua diduduki Soeharto-Samsuri yang diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PAN, PKNU, PDP, PKPI, PPRN, dan Patriot dengan elektabilitas dukungan mencapai 24%.

"Perolehan suara pasangan Mahsun Ismail-Joko Irianto sekitar 8,4%. Perolehan suara Soeharto-Samsuri maupun Mahsun-Joko ini berdasar hasil survei kami jauh lebih kecil dibanding persentase golongan putih (golput) Trenggalek yang dalam pilkada kali ini diprediksi mencapai 27%," kata peneliti SCG Deny Wicaksono.

Survei tersebut, lanjut Deny, memiliki standar deviasi sekitar lima persen. Artinya, perbedaan hasil survei dengan hasil rekapitulasi KPU usai penghitungan suara secara teoritis maksimal hanya selisih lima persen. Bisa sedikit di bawah empat persen atau di atasnya.

"Yang pasti tidak akan melebihi lima persen. Standar deviasi ini juga berlaku pada hasil penelitian kami pada pasangan Suharto-Samsuri dan Mahsun-Joko," katanya.

Berbeda dengan Deny, pihak Maestro terlihat lebih optimistis. Mereka beralasan, survei yang mereka lakukan tidak lagi menggunakan pendekatan sampel pemilih, namun berdasar "real count" atau berdasar jumlah pemilih sebenarnya.

"Melalui pendekatan populasi ini, ke mana arah dan kecenderungan pemilih dalam Pilkada Trenggalek coba kami petakan apa adanya sesuai jumlah pemilih yang ada," kata Fadil menjelaskan.

Direktur lembaga survei independen asal Malang ini mengakui, hasil pemetaan dukungan yang dilakukan lembaganya masih memiliki standar deviasi dibanding hasil penghitungan suara faktual oleh KPU.

Namun, dia berani memastikan bahwa deviasi hasil survei atau rasio kesalahan sangatlah kecil. "Karena ini menggunakan pendekatan populasi (real count), maka tingkat kesalahannya pasti lebih kecil dibanding survei yang menggunakan pendekatan sampel pemilih seperti biasa digunakan lembaga-lembaga survei lain di Indonesia," katanya.



No comments:

Post a Comment