Tuesday, August 24, 2010

Ketika Nama Masjid Masuk Daftar Pemilih

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : www.tempointeraktif.com

Date : Thursday, May 20, 2010

Url : http://www.tempointeraktif.com...

Tone : Neutral



Ada yang menarik dalam acara penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilihan kepala daerah Kabupaten Jember. Komisi Pemilihan Umum setempat menjelaskan sekitar 86 ribu nama yang sempat masuk dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) dicoret.

Dengan demikian, jumlah pemilih yang akan mencoblos dalam Pilkada 7 Juli 2010 mendatang berkurang dari 1.800.549 orang menjadi 1.714.548.

Anggota KPU Jember Hanan Kukuh Ratmono menjelaskan alasan pencoretan. Selain karena pemilih tersebut banyak yang telah meninggal dunia, ada juga yang lantaran berstatus anggota TNI/Polri yang masih aktif. Seperti juga yang umum terjadi, karena namanya ganda, serta masih berusia anak-anak,

Salah satu di antara nama yang dicoret nah ini yang menarikadalah Baitussalam, beralamat di Dusun Duplang, Desa Kamal, Kecamatan Arjasa. Tidak ada penjelasan tentang umur maupun pekerjaan. Ternyata itu nama masjid di dusun tersebut. Petugas pendataan terlalu bersemangat, ujar Hanan berdalih. Para hadirin yang mengikuti acara di kantor KPU pun dibuat geleng-geleng kepala.

Namun Hanan masih bisa memperpanjang alasannya. Penemuan nama-nama yang tidak berhak meilih itu karena keseriusan petugas, terutama di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang berada di desa dan kelurahan melakukan verifikasi data dalam DPS. Bahkan verifikasi melibatkan kalangan mahasiswa. Itu sebabnya acara penetapan DPT yang semula dijadwalkan 7 Mei lalu baru bisa dilakukan Rabu kemarin (19/5).

Selain itu, Hanan juga menjelaskan terjadi kesalahan tekhnis pada saat dilakukan pendataan pemilih. Misalnya, dalam kasus pemilih ganda disebabkan karena petugas lebih dari sekali mengkopi data ke dalam komputer. Ada pula kekeliruan akibat sebuah keluarga didatangi petugas yang berbeda. Ya, karena begitu bersemangatnya petugas melakukan pendataan, tutur Hanan pula.

Karena keseriusan proses verifikasi itu pulalah, kasus 1.607 pemilih bermasalah yang ditemukan Panitia Pengawas (Panwas) bisa diatasi. Dari verifikasi itu diketahui memang ada yang telah meninggal dunia dan anak-anak yang namanya masuk dalam daftar pemilih. Namun, mereka yang meskipun usianya masih anak-anak tetapi sudah menikah tetap diloloskan ke dalam DPT.



No comments:

Post a Comment