Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
ARTICLE CLIPPINGS | ||
Media : www.tempointeraktif.com | | Date : Tuesday, June 01, 2010 |
| Tone : Neutral |
Puluhan orang yang mengatasnamakan Rakyat Kuasa Surabaya (Raksasa) menggelar aksi teaterikal di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (1/6) siang. Mereka menyindir banyaknya aksi politik uang yang mewarnai pilkada Surabaya.
Aku wali kota money politics yang akan mencalonkan lagi, pasti kalian gembira akan kuberi uang, beras dan sembako, kata peserta aksi saat memerankan wali kota dalam teaterikalnya. Mengenakan jas hitam berpeci miring, wali kota jadi-jadian ini juga melengkapi penampilannya dengan kalung dari lilitan uang kertas Rp 100 ribuan yang dilingkarkan di lehernya.
Untuk melengkapi aksinya, massa juga membagi-bagikan kipas yang terbuat dari kayu kepada para pengguna jalan yang melintasi di kawasan itu. Kipas yang ditempeli beraneka tulisan di antaranya politik uang ini dimaksudkan sebagai simbol untuk mengipas politik uang supaya hilang dari pilkada Surabaya.
Andreas Suhadi, koordinator aksi mengatakan, aksi ini merupakan bagian dari upaya sosialisasi kepada warga untuk mengantisipasi maraknya politik uang dalam pilkada Surabaya. Menurut Andreas, dalam pilkada Surabaya kali ini, politik uang banyak ditemukan di lapangan.
Anehnya, baik Panwas maupun polisi hanya diam, kata dia. Andreas mengisahkan, hampir di setiap kampung-kampung, seluruh pasangan calon berlomba untuk membeli suara pemilih dengan cara membagi-bagikan baik uang maupun sembako.
Ada juga yang dikemas dengan rekreasi. Satu kampung disewakan bus, kemudian dikasih uang saku untuk rekreasi dengan syarat memilih calon yang membiayai rekreasi ini, tambahnya.
Sementara itu, seusai membagi-bagikan kipas kayu, aksi yang diikuti oleh mayoritas ibu-ibu dengan mengenakan seragam serba hitam ini bubar dengan tertib.
Untuk mengamankan jalannya aksi, setidaknya 50 petugas kepolisian disiagakan di sekitar lokasi aksi. Kita hanya bantu mereka supaya tertib, kata Kepala Polres Surabaya Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Bahagia Dachi.
No comments:
Post a Comment