Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
ARTICLE CLIPPINGS | ||
Media : www.analisadaily.com | | Date : Thursday, May 20, 2010 |
| Tone : Neutral |
Beberapa tokoh masyarakat turunan Tionghoa kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun mengajak seluruh masyarakat perantau, utamanya berasal dari kedua daerah itu yang kini berdomisili di Kota Medan agar menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Medan putaran II yang direncanakan, 15 Juni 2010 mendatang.
Pendiri dan Ketua Sahabat Centre Pematang Siantar Barry CWT yang juga tokoh masyarakat kota berhawa sejuk itu bersama tokoh masyarakat Simalungun Burhan Gunawan,Candra Surya alias Asu menyampaikan hal itu saat berbincang-bincang dengan Analisa di depan Vihara Vidya Kesuma Jalan Malanthon Siregar Siantar Marihat, Sabtu (15/5).
Para tokoh masyarakat itu mengatakan, sangat salut dan bangga atas pelaksanaan Pilkada Kota Medan yang berlangsung aman, tertib dan lancar. Selain kesiapan aparat keamanan, penyelenggara Pemilukada,unsur Muspida, instansi terkait dan masyarakat, keamanan dan kelancaran Pilkada juga dapat terjadi berkat komitmen dan kepatuhan seluruh pasangan calon walikota dan wakil walikota Medan bersama tim suksesnya.
Hal itu tercermin dari kompetisi yang digelar. Masing-masing pasangan calon dan tim suksesnya menunjukkan kesadaran politik yang tinggi. Antara calon yang satu dengan calon lain bersama tim pemenangannya tidak pernah terlihat saling menghujat, tetapi masing-masing mengendepankan program dengan segala janji politiknya.
Cara dan sikap itu, menunjukkan kesadaran politik yang tinggi yang pantas diacungi jempol dan dikteladani bagi daerah lain yang akan menggelar Pemilukada, ujar Barry.
Bahkan bila dilihat dari hasil perolehan suara yang didulang 10 pasangan calon walikota dan wakil walikota yang berkompetisi tampak jelas kualitas dan kedewasaan masyarakat dalam menentukan pilihan.
Pemilih kota meteropolis sekira 1,9 juta itu beragam etnis, suku, budaya, bahasa dan agama serta latar belakang pendidikan.Namun bila dilihat data hasil perolehan suara maka sekat-sekat primordialisme dan kultur budaya yang selama ini masih sangat kental di daerah ini, mulai mencair. Mencairnya keterikatan nilai-nilai primordialisme dimaksud, menunjukkan tingkat kedewasaan,kesadaran masyarakat Kota Medan dalam berpolitik pada era demokrasi ini semakin membaik.
Satu sisi kualitas, kesadaran dan kemajuan berpolitik warga Medan patut dibanggakan, tetapi sisi lain sangat disayangkan mengingat masih banyak warga belum menggunakan hak pilihnya. Konsekwensinya terlihat jelas Pemilukada itu dimenangkan golongan putih (Golput) alias tak memilih.
Para tokoh masyarakat Siantar-Simalungun itu menyesalkan minimnya kuantitas pemilih. Berkisar 63 persen masyarakat belum menggunakan hak pilihnya. Padahal, suara mereka sangat penting untuk menentukan pemimpin kota 5 tahun ke depan. Karenanya pada putaran II Pemilukada Kota Medan yang direncanakan 15 Juni 2010 mendatang diharapkan seluruh warga Medan beramai-ramai mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya. Khususnya bagi warga yang berasal dari Siantar-Simalungun yang menetap berdomisili di Medan agar komit menggunakan hak pilihnya.
Sebagai warga negara yang baik diharapkan menggunakan hak politknya dengan benar demi perjalanan roda pemerintahan ke depan.
No comments:
Post a Comment