Monday, August 23, 2010

Eep Saefulloh Fatah, CEO PolMark Indonesia, Political Marketing Consulting

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : www.bataviase.co.id

Date : Monday, May 17, 2010

Url : http://www.bataviase.co.id/nod...

Tone : Neutral



SUASANA Menara 165 yang di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, malam itu begitu meriah. Sekitar 500 kursi di ballroom yang didominasi warna hitam dipenuhi tamu undangan. Politisi, pejabat publik pusat, dan daerah, akademisi, pengamat politik dan ekonomi, pengusaha, aktivis, mahasiswa, serta wajah-wajah popular berbaur dalam perhelatan Peresmian PolMark Indonesia, lembaga konsultan pemasaran politik (political marketing) yang didirikan pengamat politik Eep Saefuloh Fatah.

Perhelatan pada 17 Februari 2010 itu semakin meriah dengan kehadiran Jusuf Kalla dan Amien Rais. Keduanya tampil sebagai narasumber dalam dialog "Demokratisasi dan Optimalisasi Political Marketing, sebagai acara puncak. Tanian persembahan Eksotika Karmawibhangga, pembacaan puisi oleh penyair dan aktor teater Iman Soleh, gesekan biola Idris Sardi juga ikut meramaikan perhelatan itu.

PolMark Indonesia didirikan pada 20 Oktober 2009 oleh Eep. Selama ini Eep dikenal sebagai pengamat politik serta dosen dan pegawai negeri sipil (PNS) yang sudah berkecimpung selama 20 tahun di dunia pendidikan, khususnya Universitas Indonesia.

Aktivitas terbarunya untuk mengembangkan usaha berbendera PolMark Indonesia, membuat Eep tak setengah-setengah melangkah. Usaha di bidang jasa konsultan di bidang pemasaran politik yang ia rintis memang banyak di negeri ini. tapi yang masuk level besar hanya segelintir. Di level inilah PolMark berkecimpung. Awalnya dia menyewa kantor di Menara BCA. kawasan Hotel Indonesia selama dua bulan sambil menyiapkan kantor permanen yang sejak 4 Januari 2010 lalu ditempati di Kompleks Perkantoran Permata Senayan Blok C No 19, Jalan Raya Patai Senayan. Jakarta Selatan.

"Saat ini saya sedang dalam proses mengundurkan diri dari UI sebagai PNS. Di satu sisi, saya ingin total. Di sisi lain, saya ingin konsisten menjaga prinsip-prinsip etika. Saya merasa tidak nyaman kalau dalam status sebagai PNS, sebagai pelayan publik yang digaji negara, saya melakukan pemenangan kandidat dalam pemilu." ungkap

Eep. "Memang, bisa saja saya siasati sehingga tidak ada hukum atau UU yang dilanggar, namun tak elok dan tak etis. Nah, Saya ingin menjaga prinsip etika ini karena ingin memelihara integritas pribadi," ujarnya seputar usahanya sekarang. Sebagai penyedia jasa konsultasi pemasaran politik. PolMark Indonesia menyediakan empat layanan utama.

Pertama, membantu pemenangan pemilu. Kedua, policy marketing. "Ini yang membedakan dengan lembaga sejenis." ujarnya. Yang dibantu untuk layanan policy marketing, rincinya, adalah pejabat terpilih, mulai dari presiden, wakil presiden, gubernur hingga bupati dan walikota, bahkan juga menteri, dewan gubernur BI, BUMN, atau BUMD.

Pendek kata, mereka yang memenangkan Pemilu atau pun Pilkada, dibantu untuk memastikan agar program dan kebijakan yang telah dibuat atau dijanjikan dilaksanakan dan diimplementasikan. "Kalau lembaga lain kan sebatas membantu menang saja. Habis menang ditinggalkan. Padahal sesudah terpilih, para pejabat publik itu perlu didampingi agar kebijakan dan pemerintahannya mewakili, menjaga mandat dan bertanggungjawab," tuturnya.

Ketiga, adalah bagian yang terbilang paling sulit dan butuh kehati-hatian, yaitu manajemen partai. Layanan ini membantu partai untuk mengelola dirinya sehingga sukses mendekatkan diri dengan pemilih. Kedekatan dengan pemilih akan membesarkan dukungan bagi partai itu dalam Pemilu atau Pilkada. PolMark Indonesia, tutur Eep. mendampingi partai untuk membangun hubungan "pertukaran" (exchange) dan bukan transaksi dengan publik atau pemilih

Keempat, menyediakan layanan PolMark Researh Center (PRC). Yaitu mengadakan riset dengan teknologi baru yang tak dilakukan lembaga lain yang

sejenis, antara lain membangun peta digital berbasis GIS (geographic information system) dan mengadakan survei dengan sistem mobile (mobile survey).

Dalam mobile survei, tenaga pewawancara PRC dibekali smartphone yang di dalamnya ditanam aplikasi kuesioner. Setiap kali satu responden selesai diwawancara hasilnya langsung tersimpan dalam smartphone itu sertasiap dikirim dengan fasilitas GPRS atau sms ke server yang langsung melakukan olah data. Survei pun bisa selesai dalam waktu jauh lebih pendek dengan biaya hanya separuh dibanding survei konvensional.

PolMark pun, mcnurut Eep. menggarap kebutuhan klien dari hulu sampai hilir. "Saya gunakan secara cukup ketat disiplin political marketing yang kebetulan saya pelajari secara otodidak selama studi di Amerika Serikat antara 2000-2004. Lalu, selama empat tahun terakhir saya juga ikut mengelola mata kuliah political marketing di pasca sarjana komunikasi politik UI. Jadi,saya sebetulnya sedang mempraktikkan bidang yang memang sudah sejak lama saya geluti." pungkasnya, (/pms)



No comments:

Post a Comment