Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
ARTICLE CLIPPINGS | ||
Media : sumeks.co.id | | Date : Tuesday, March 23, 2010 |
| Tone : Neutral |
Sekedar flu sangat mengganggu. Apalagi, kadang-kadang disertai mumet dan penurunan kemampuan mendengar secara mendadak. Spesialis saraf Siloam Hospitals Surabaya (SHS) dr Suwito Pantoro SpS mengatakan, bisa jadi flu disertai kondisi tersebut merupakan tanda stroke telinga dalam. Bila tak segera dikenali dan tertangani, penderita akan mengalami vertigo berkepanjangan dan tuli seumur hidup. Selain itu, kondisi tersebut berdampak fatal. Pasien riskan mati mendadak. Sama halnya stroke akibat pecahnya pembuluh darah ataupun penyakit jantung koroner (PJK). Pada studi di Korea, dilibatkan 43 pasien stroke. Di antara jumlah tersebut, empat pasien menderita stroke telinga dalam. Hasil MRI pasien itu normal, keluhannya vertigo dan tuli mendadak. Penelitian lain di negara yang sama melaporkan, 92 persen penderita stroke telinga dalam, diketahui ada kerusakan pada labirin. Itulah pusat keseimbangan tubuh. Telinga dalam dialiri darah oleh arteri auditori internal. Hal tersebut merupakan cabang arteri serebelar inferior anterior (AICA). Bila terjadi gangguan aliran darah, muncul keluhan vertigo alias mumet, pendengaran menurun, bahkan telinga mendenging sesaat. Bila keluhan berkepanjangan, penderita bisa mengalami ketulian. â¬"â¬"Kebanyakan penyebab stroke telinga dalam adalah penyempitan pembuluh darah,â¬"â¬" jelasnya. Sayang, sulit mendiagnosis penyakit itu. Sebab, gambaran magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan normal. Kepastian diagnosis stroke telinga dalam adalah melalui pemeriksaan patologis. â¬"â¬"Akhirnya, kecolongan. Dilihat tak ada gejala stroke, pengobatan hanya ditujukan gangguan pada telinga,â¬"â¬" kata Suwito. Dia mengatakan pernah menemukan kasus seperti itu. Hasil MRI menunjukkan normal. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan angiografi cerebral, baru diketahui ada stroke. Penanganannya, lanjut Suwito, sama dengan stroke. Bila memang ada penyumbatan pembuluh darah, bisa dipasang stent. ''Untuk pembuluh darah kecil yang tersumbat, tak mungkin dipasang stent. Hanya dengan obat-obatan,'' paparnya. Mengenai keluhan vertigo dan tuli mendadak, itu bergantung kerusakan pada otak. Seberapa berat dan lama sumbatan. Bila ringan, keluhan tuli mendadak bisa hilang dalam hitungan jam. Namun, bila parah, gangguan telinga tak bisa disembuhkan. â¬"â¬"Tapi, gangguan keseimbangan atau vertigonya masih bisa membaik,â¬"â¬" tambahnya
No comments:
Post a Comment