Sunday, August 22, 2010

bank eksekutif putihkan kredit macet Rp250 miliar

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : Neraca

Date : Wednesday, March 24, 2010

Page : 5

Tone : Neutral

Position : Top-Left

Section : Ekonomi Bisnis



Mungkin inilah upaya dari manaje­men Bank Eksekutif keluar dari kemelut finan­sial di internal. Rencananya mereka akan memutihkan kredit macet yang bermasalah alias Non Performing Loan (NPL). Nilai kredit­nya itu mencapai Rp 250 miliar di bulan Maret 2010.

Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan rencana aksi dari Bank Indonesia (BI) yang menyatakan Bank Eksekutif harus menyelesaikan masalah NPL yang menjadi masalah utama hingga di bawah ketentuan yakni 5%.

"Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh BI, masalah bank ini adalah NPL yang cukup besar, pada­hal secara angkanya hanya Rp 250 miliar. Atau tidak terlalu besar dibandingkan dengan bank-bank lain. Untuk itu kita akan menghapus bukukan seluruh NPL tersebut," kata Direktur Utama Bank Eksekutif Gandhi Ganda Putra di Jakarta akhir pekan lalu.

Write off tersebut, lanjut Gandhi, dilakukan melalui penambahan modal dan diambil juga dari dana pencadangan (PPAP) pada tahun 2009. "Kami telah mempunyai pencadangan hingga 100%, untuk itu hanya tinggal menyelesaikan utang-utang saja," jelasnya.

Gandhi juga menambahkan, guna menambah modalnya Eksekutif akan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) pada tahun 2010 sebesar Rp 300-500 miliar. "Rencananya pada kuartal II-2010 setelah mendapatkan persetujuan dari BI dan Bapepam-LK," ungkapnya.

Setelah adanya rights issue tersebut, menurut Gandhi, rasio kecukupan modal (CAR) Bank Eksekutif akan melambung sampai 18%-20%. "Saat ini CAR di posisi 11%7 ungkapnya.

Gandhi menegaskan, Bank Eksekutif merupakan bank yang sudah sehat secara operasional dan bukan bank yang berada dalam sebuah masalah. Intinya, Direksi dan Komisaris yang baru ini akan menjadikan bank ini terus berjalan dengan baik.

Tentu saja, dengan langkah pemutihan itu, sekaligus membantah bahwa pemilik Bank Eksekutif sudah menyerah dan tak bisa menyuntikkan modal ke bank tersebut. Pemilik bank telah menyuntikkan dana Rp 55 miliar 'Sala Desember 2009 sehingga CAR bank terangkat menjadi 11,7%.

"Tidak benar Bank Eksekutif akan bangkrut/kolaps dan tidak benar bahwa pemilik bank menyerah atau tidak mampu menyetor kembali," ujarnya.

Direksi juga menyampaikan, pihaknya kini sedang dalam tahap mencari investor strategis untuk mengembangkan bank di masa depan. Saat ini pihak investor sedang dalam proses uji tuntas atau due dilligence.

"Pada saat yang tepat, manajemen bank akan menginfirmasikan perkembangan maupun hasil akuisisi investor tersebut setelah mendapat mandat dari pemegang saham," jelas Direksi Bank Eksekutif.

Manajemen juga membantah Bank Eksekutif memiliki portofolio bermasalah di bidang valas dan obligasi. " Kondisi likuiditas bank saat ini adalah sur­plus di obligasi pemerintah dan tidak pemah ada penempatan valas karena status bank bukan/belum sebagai bank devisa," kata Gandi.

Deputi Direktur Pengawasan Bank Indonesia (BI) Mubarakah sebelumnya mengatakan, pemilik Bank Eksekutif mengaku tidak mempunyai dana untuk memperkuat modal banknya. Karena itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan agar pemegang saham pengendali mencari investor baru. Bank Eksekutif saat ini statusnya dalam pengawasan intensif BI.

"Kita memutuskan agar pemegang saham mencari investor baru karena memang investor lama sudah tidak kuat lagi. Tidak punya dana atau give up," ujar Mubarakah di Gedung BI.



No comments:

Post a Comment