Sunday, August 22, 2010

Perempuan Jadi Target Industri Rokok

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : Media Indonesia

Date : Thursday, June 24, 2010

Page : Frontpage

Tone : Neutral

Position : Top

Section : Politik & HAM



Industri rokok ki­ni membidik perempuan se­bagai pasar potensial. Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Ikatan AhLi Kese­hatan Masyarakat Indonesia, Widyastuti Soerojo, mengata­kan perempuan adalah talon korban potensial pemasaran industri rokok. "Fakta terse but dimuat dalam strategi pemasaran British American Tobacco (BAT), kelompok in­dustri tembakau internasio­nal," ujarnya dalam diskusi soal tembakau di Graha Nia­ga kemarin.

Dalam berkas BAT No. AQ1121,400477642655, ter­tera pernyataan, "Lakilaki lebih menggambarkan dunia rokok masa lalu daripada pa­sar hari esok. Perempuan dan gadis remaja adalah yang ki­ta tuju sebagai sasaran pasar hari esok."

Perbedaan jumlah perokok lakilaki dan perempuan ma­sih Menurut Widyastu­ti, data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 me­nunjukkan, ada selisih 60,4 persen antara jumlah pero­kok lakilaki dan perempu­an. Jumlah perokok perem­puan hanya 5,2 persen dari total penduduk. Sedangkan lakilaki yang merokok men­capai 65,6 persen dari jumlah penduduk.

Selama enam tahun ter­akhir, tingkat penerimaan masyarakat terhadap perem­puan perokok juga naik dela­pan kali lipat, dari 0,2 persen pada 2001 menjadi 1,6 persen pada 2007. Kenaikan tingkat penerimaan ini salah satunya karena pemahaman yang sa­lah terhadap isu kesetaraan gender. "Ada persamaan hak antara perempuan dan laki­laki, jadi dianggap perempu­an boleh dong merokok," ka­tanya.

Faktor lainnya adalah pe­rempuanperempuan yang memiliki penghasilan sendiri dan punya sumber daya un­tuk mengkonsumsi rokok, kata Widyastuti, kerap luput dari kampanye antirokok. Padahal industri rokok me­mahami karakteristik konsu­mennya. "Wanita Asia ingin dicitrakan seperti wanita Ba­rat yang modern. Citra ini di­jual dalam iklan rokok," ujar­nya. Citra tersebut akan me­narik perempuan yang ku­rang percaya diri.

" DIMING SARI



Industri rokok ki­ni membidik perempuan se­bagai pasar potensial. Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Ikatan AhLi Kese­hatan Masyarakat Indonesia, Widyastuti Soerojo, mengata­kan perempuan adalah talon korban potensial pemasaran industri rokok. "Fakta terse but dimuat dalam strategi pemasaran British American Tobacco (BAT), kelompok in­dustri tembakau internasio­nal," ujarnya dalam diskusi soal tembakau di Graha Nia­ga kemarin.

Dalam berkas BAT No. AQ1121,400477642655, ter­tera pernyataan, "Lakilaki lebih menggambarkan dunia rokok masa lalu daripada pa­sar hari esok. Perempuan dan gadis remaja adalah yang ki­ta tuju sebagai sasaran pasar hari esok."

Perbedaan jumlah perokok lakilaki dan perempuan ma­sih Menurut Widyastu­ti, data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 me­nunjukkan, ada selisih 60,4 persen antara jumlah pero­kok lakilaki dan perempu­an. Jumlah perokok perem­puan hanya 5,2 persen dari total penduduk. Sedangkan lakilaki yang merokok men­capai 65,6 persen dari jumlah penduduk.

Selama enam tahun ter­akhir, tingkat penerimaan masyarakat terhadap perem­puan perokok juga naik dela­pan kali lipat, dari 0,2 persen pada 2001 menjadi 1,6 persen pada 2007. Kenaikan tingkat penerimaan ini salah satunya karena pemahaman yang sa­lah terhadap isu kesetaraan gender. "Ada persamaan hak antara perempuan dan laki­laki, jadi dianggap perempu­an boleh dong merokok," ka­tanya.

Faktor lainnya adalah pe­rempuanperempuan yang memiliki penghasilan sendiri dan punya sumber daya un­tuk mengkonsumsi rokok, kata Widyastuti, kerap luput dari kampanye antirokok. Padahal industri rokok me­mahami karakteristik konsu­mennya. "Wanita Asia ingin dicitrakan seperti wanita Ba­rat yang modern. Citra ini di­jual dalam iklan rokok," ujar­nya. Citra tersebut akan me­narik perempuan yang ku­rang percaya diri.

" DIMING SARI



No comments:

Post a Comment