Sunday, August 22, 2010

Pertumbuhan Ekonomi di 2011, Tembus 6,3%

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : Neraca

Date : Wednesday, March 24, 2010

Page : 6

Tone : Neutral

Position : Bottom-Right

Section : Makro



Tahun depan, diper kirakan, pertumbuhan bakal meroket. Bahkan bukan tidak mungkin pertumbuhannya. mancapai 6,3 %. Prediksi ini muncul karena ada percepatan pertumbuhan ekonomi pada 2011.

"Kami sudah memperkirakan pada 2011 nanti, pertum­buhan bakal melejit hingga lewat 1 digit. Bila sekarang pertumbuh­annya adalah 5,5 % maka pada 2011 bisa menembus 6,3%" kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas) Armida S. Alisjahbana akhir pekan lalu di Jakarta. Nah, guna mencapai tar­get tersebut, pemerintah berusaha meningkatkan investasi dan pengeluaran pemerintah sebesar 10% dibandingkan tahun 2010 ini. Investasi ini nantinya dihara­pkan bisa tercapai. Apalagi ada program stimulus keuangan dari pemerintah untuk menggenjot infrastruktur.

"Konsumsi masyarakat akan mendorong daya beli. Sehingga perputaran uang di pasaran bakal semakin deras;" ujarnya.

Adapun finalisasi Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2011 akan menjadi dasar pembuatan RAPBN 2011. Bappenas akan melakukan pertemuan trilateral dengan Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga yang terkait sehingga pada akhir Maret atau awal April bisa dimasukkan pada sidang kabinet.

"Rencananya, 7 Mei ini Pe raturan Presiden (Perpres) bisa ditandatangani Presiden sehing­ga bisa dibawa ke DPR dan bisa dilanjutkan pada pembahasan RAPBN 2011," ujarnya.

Selain itu, pemerintah akan memproyeksikan nominal Produk Domestik Bruto (PDB) In­donesia akan mencapai Rp 10 ribu triliun pada tahun 2014. Melalui peningkatan ini maka pem­bayaran pajak akan terus meningkat.

"GDP kita selalu naik, yang diperkirakan 2014 sebesar Rp 10 ribu triliun. PDB naik, daya beli naik, pendapatan meningkat. Ke­mampuan membayar pajak juga tinggi. Tentu saja pajak kita akan meningkat. Per 4 tahun penda­patan pajak double," ungkap Menko Perekonomian Hatta Radjasa.

Nilai PDB yang meningkat ini tentunya mengindikasikan pe­nurunan penerimaan negara melalui utang negara. Apalagi saat ini rasio utang negara sudah di bawah 30%. Dan untuk mencapai

target penerimaan pajak yang akan meningkat pada tahun 2014, Hatta menyarankan perlunya sosialisasi untuk memberikan kesadaran publik terhadap kewajiban membayar pajak

"Kalau income kita melebihi kewajiban membayar pajak kita harus bayar, kalau kurang baru nggak bayar pajak Berbagai macam metode bisa dilakukan untuk tarik wajib pajak; tukasnya.

Terns pantau

Deputi Gubernur Bank Indo­nesia (BI) Hartadi A. Sarwono mengatakan, BI masih memantau keyakinan investor asing terhadap prospek ekonomi Indo­nesia yang semakin membaik. Ini bisa tercermin pada surplus transaksi modal dan finansial yang masih cukup tinggi. "Tinggal 1 notch lagi bagi Indonesia untuk mencapai investment grade, sehingga akan semakin mem­berikan keyakinan yang lebih besar bagi investor asing untuk meningkatkan investasinya di Indonesia", jelasnya.

BI juga melihat kegiatan kon­sumsi swasta menunjukkan perbaikan. Ini terlihat pada peningkatan indikator konsumsi seperti impor barang konsumsi, penjualan mobil dan motor, serta penjualan ritel. Ke depan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap meningkat sejalan dengan pendapatan yang lebih tinggi. Ini karena income effect perbaikan ekspor dan tingkat ke- yakinan konsumen.

Di sisi harga, BI memaparkan tekanan inflasi diyakini belum akan signifikan pada semester I- 2010. Perkembangan inflasi pada dua bulan pertama 2010 masih tetap terjaga pada tingkat yang rendah. Sall



No comments:

Post a Comment