Friday, August 13, 2010

Depot Air Isi Ulang Ditutup

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service

Cakrajiya Ciptana (CCi)

http://www.cc-indonesia.com




ARTICLE CLIPPINGS

Media : Padang Expres

Date : Tuesday, February 09, 2010

Page : 3

Tone : Neutral

Position : Bottom-Center

Section : Ekobis



Depot air minum isi ulang yang berdiri di kabupaten dan kota, ternyata banyak tidak memiliki izin dan air yang dijual pun tidak melalui uji laboratorium. Banyak Pula yang mengandung bakteri ecoli. Padahal, masyarakat yang mengonsumsi air tersebut terus bertambah setiap hari.

Kondisi tersebut terungkap dalam razia yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) provinsi Sumbar hersama instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, BPOM, Disperindag dan Kantor Perizinan.

Dalam razia ini, tim yang dipimpin Komandan Satpol PP Sumbar Edi Ardial tnenutup sebuah depot air minum isi ulang yang tidak memiliki izin sejak berdiri tahun 2008 lalu. Depot tersebut beroperasi di Ulakkarang, tepatnya di sekitar kampus Universitas Bung Hatta.

"Untuk mengelabui masyarakat, depot itu mernakai bilboard, dan bertuliskan air minum isi ulang higienis. Jika tidak segera mengurus izin dan tidak melakukan proses uji laboratorium kimia dan biologi

maka baru boleh dibuka," tegas Edi

Aradial, usai memimpin razia di kawasan Ulakkarang dan Ololadang, kemarin.

Mantan Wakil Kadis Peternakan Sumbar itu menyebutkan, pihaknya sudah mengidentifikasi sebanyak 38 depot yang diduga melanggar. Razia gabungan terhadap depot-depot air minum isi ulang tersebut harus di-. lanjutkan Satpol PP di masing-masing kabupaten dan kota.

"Sebab, dari penelitian kita terhadap 38 depot, banyak depot yang sudah ada izin, tapi tidak melakukan cek secara kimia dan biologi ke laboratorium secara rutin sehingga banyak ditemukan air mengandung bakteri ecoli yang mengancam kesehatan," kata Edi.

Hal itu terjadi, karena kurangnya pengawasan, terutama saat air dibawa dari sumbernya langsung saja dibawa ke depot, lalu diolah menjadi jelnill dan dijual ke masyarakat, tanpa melalui uji laboratorium oleh pi-. hak terkait seperti Dinkes.

"Padahal, meski airnya sudah jernih, belum tentu bebas dari bakkteri. Jadi, ini harus menjadi perhatian semua pi h ak untuk menjaga

kesehatan masyarakat," katanya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Padang mengingatkan warga kota Padang terliti sebelum mengkonsumsi air isi ulang. Pasalnya dari 3o1 depot air minum yang berada dalam pengawasan Dinkes Padang, hanya 4o persen yang rutin pemeriksaan uji bakteri dan kimia yang terdapat dalam air. Depot air minum yang lulus uji tersebut diberi stiker kuning yang membuktikan air tersebut layak dan sehat untuk dikonsumsi.

Kadis Kesehatan Padang Efrida Aziz mengatakan, pemeriksaan kadar bakteri ecoli yang terdapat dalam air wajib dilakukan sekali tiga bulan. Air yang layak konsumsi dan sehat kadar ecolinya harus berada di bawah limaapuluh. Pada saat pemeriksaan, air yang dibawa adalah air baku yang belum diolah di mesin dan air yang sudah melalui proses pengolahan.

Untuk tahun ini, katanya sesuai peraturan gubernur, pihaknya bersama Satpol PP, akan menertibkan usaha depot air minum yang tidak kunjung memenuhi aturan

No comments:

Post a Comment